Selamat Datang Di Ilmu Pertanian Semoga Bermanfaat

Monday, November 25, 2013

BUDIDAYA TANAMAN CARICA DI DATARAN TINGGI DIENG

PENDAHULUAN
Komoditas buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Buah-buahan adalah salah satu jenis hortikultura yang mempunyai daya tarik tersendiri. Buah mempunyai rasa yang segar dan khas, yaitu perpaduan dari berbagai macam rasa dengan komposisi yang tepat, sehinggga banyak digunakan sebagai pemicu selera makan (appetizer) dan sebagai jus. Selain itu, buah juga memiliki aroma dan warna spesifik, yang menjadi ciri khas bagi setiap jenis. Sebagai bahan pangan, buah mempunyai keunggulan tersendiri dibandingkan dengan bahan pangan lainnya. Buah mempunyai kadar air, vitamin, mineral dan serat yang tinggi, tetapi mengandung energi, lemak, dan karbohidrat yang rendah, sehingga buah baik untuk kesehatan tubuh.
Salah satu komoditi buah yang cukup unik adalah buah Carica atau disebut juga dengan pepaya gunung dimana jenis pepaya ini hanya mampu tumbuh di dataran tinggi pada ketinggian antara 1.500 - 3.000 mdpl. Di Indonesia, Carica hanya tumbuh didataran tinggi dieng yang memiliki ketinggian cukup dan kelembaban yang tinggi. Buah ini berasal dari dataran tinggi Andes Amerika Selatan yang yang diintroduksi pada pertengahan abad ke 19 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Carica ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan jenis pepaya lain, memiliki aroma yang menyengat apabila sudah matang serta dengan tekstur daging yang keras. Buah carica yang sudah matang tidak dapat dikonsumsi langsung karena daging buahnya banyak mengandung getah, sehingga rasanya pahit dan menyebabkan gatal di tenggorokan. Untuk dapat dikonsumsi, buah Carica harus terlebih dahulu diolah menjadi sirup, jus, manisan, selai, dan minuman ringan non alkohol.

TEKNIK BUDIDAYA
Penyiapan Benih
Perbanyakan tanaman carica dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) perbanyakan vegetatif dengan stek cabang; dan 2) perbanyakan generatif dengan biji. Perbanyakan vegetatif memiliki kelebihan yaitu menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama dengan pohon induknya dan lebih cepat berbuah dengan hasil yang lebih seragam serta relatif sama dengan pohon induknya. Tetapi mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat memperoleh benih dengan skala besar. Sedangkan perbanyakan generatif memerlukan seleksi untuk memilih tanaman jantan yang cenderung memiliki produktivitas yang rendah. Keunggulan perbanyakan generatif adalah dapat memperoleh benih dengan skala besar.
Tanaman carica dengan perbanyakan biji dapat diusahakan dengan mengambil biji dari buah yang masak pohon. Cara memperoleh biji dari buah, adalah:
1. Buah yang masak pohon dipotong 1/3 bagian buah bagian pangkal dan biji yang digunakan untuk benih adalah biji dari 2/3 buah di bagian ujung;
2. Benih kemudian direndam dalam air selama sehari semalam;
3. Benih yang tenggelam, selanjutnya diperam dalam kertas Koran atau kain basah selama kurang lebih seminggu dan tempatkan pada tempat yang teduh. Selama pemeraman di jaga kelembabannya;
4. Benih kemudian disemai dalam polibag dengan media tanam berupa tanah halus dan kompos dengan perbandingan 2:1 yang diletakkan dalam sungkup plastik. Selama dalam persemaian perlu dijaga kelembabannya dengan cara penyiraman secara rutin.
Benih yang berasal dari perbanyakan generatif atau biji siap ditanam pada umur 2 - 3 bulan. Sedangkan benih yang berasal dari perbanyakan vegetatif atau stek cabang sudah dapat ditanam pada umur 1 - 2 bulan.
Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah agar pertumbuhan tanaman menjadi baik dan membersihkan tumbuhan pengganggu (gulma) sehingga menciptakan lingkungan yang sesuai bagi tanaman agar dapat tumbuh optimal dan menghasilkan buah carica yang bermutu pada tingkat produktivitas yang optimal. Penyiapan lahan meliputi: 1) perataan tanah untuk mempermudah pengaturan jarak tanam, meratakan lahan, pengaturan bedengan dan saluran air; 2) pembersihan gulma; 3) membajak dan mencangkul tanah untuk menggemburkan tanah; dan 4) pembuatan bedengan dan lubang tanam.
Bedengan dibuat dengan lebar 250 - 300 cm, tinggi 20 - 30 cm dan panjang sesuai kebutuhan. Jarak antar bedeng adalah 50 - 100 cm. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm diatas bedengan. Jarak tanam yang ideal adalah 3 x 3 m atau 3 x 4 m. Dimana jarak lubang tanam dalam bedengan adalah 300 cm dan antar bedengan adalah 300 - 400 cm.
Biarkan lubang tanam selama 1 - 2 minggu, setelah itu isi dengan tanah yang dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 dan biarkan selama 1 - 2 minggu. Apabila tanah masam (pH kurang dari 5) tambahkan kapur dolomite sebanyak ± 1 kg.
Penanaman Benih
Benih sebaiknya ditanam pada awal musim penghujan ketika tanah mengandung cukup air yaitu sekitar 60 - 80 persen. Keadaan tanah yang gembur dan kelembaban yang cukup memungkinkan akar benih mampu hidup dan berkembang secara baik. Penanaman dilakukan pada lubang tanam yang telah disediakan.
Penanaman benih dilakukan dengan cara membenamkan media tanam yang terdapat didalam polybag ke dalam gundukan tanah penutup lubang tanam. Ditengah tanah penutup lubang tersebut digali lagi dengan ukuran sebesar polybag. Sebelum benih dimasukkan ke dalam lubang, polybag dilepas terlebih dahulu dengan cara menyayat atau merobek bagian samping dan bagian dasarnya. Pada saat melepas polybag dilakukan dengan hati-hati dan dijaga agar akar tidak merusak perakaran.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman bertujuan untuk memperoleh produksi tanaman yang baik dan produktif. Pemeliharaan tanaman Carica meliputi: penyulaman, penyiangan, pembubunan, pemupukan dan pengairan.
Penyulaman
Penyulaman diperlukan untuk mengganti tanaman yang mati, perkembangannya kurang baik, tidak berproduksi dengan tanaman baru yang sehat dan berumur sama dengan tujuan untuk mempertahankan populasi tanaman di kebun. Penyulaman dilakukan sesegera mungkin, sehingga disediakan benih setidaknya sebanyak 10 persen dari populasi tanaman yang ditanam sebagai benih sulam.
Penyiangan
Penyiangan adalah membersihan gulma disekitar tanaman karena apabila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman utama dalam memperoleh unsur hara dan air. Tujuan penyiangan adalah memelihara daya serap perakaran dalam menyerap unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal.
Pembubunan
Pembubunan bertujuan untuk memperdalam perakaran dan memperkokoh tanaman.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, meningkatkan mutu buah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu, pemupukan juga bertujuan untuk mencukupi satu atau beberapa unsur hara pada tanaman agar tanaman berproduksi secara berkelanjutan. Pupuk sebagai suatu bahan yang diberikan kepada tanah untuk menyediakan unsur-unsur hara tertentu bagi pertumbuhan tanaman.
Pemupukan tanaman Carica dibagi menjadi dua tahap utama, yaitu 1) pemupukan dasar dan 2) pemupukan rutin. Pemupukan dasar diberikan pada saat pembuatan lubang tanam berupa pupuk kandang sebanyak ± 50 kg. Sedangkan pemupukan rutin dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Dosis pupuk yang diberikan adalah: 1) Pupuk organik atau pupuk kandang sebanyak 20 kg./tan./tahun; 2) Urea sebanyak 250 gr./tan./tahun; 3) SP-36 sebanyak 200 gr./tan./tahun; dan 4) KCL sebanyak 150 gr./tan./tahun.
Cara aplikasi pupuk yaitu dengan dibenamkan pupuk ke dalam lubang parit yang dibuat melingkari tanaman dan kemudian tutup dengan tanah. Lubang parit dibuat sekitar tanaman dengan jarak lubang parit dari tanaman sekitar 50 - 100 cm, dengan lebar parit 20 cm dan dalam 15 - 30 cm.
Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen
Tanaman Carica yang berasal dari perbanyakan generatif atau biji sudah dapat menghasilkan buah pada saat tanaman berumur 2 tahun. Sedangkan tanaman yang berasal dari perbanyakan vegetatif atau stek akan berbuah pada saat tanaman berumur 1,5 tahun. Tanaman carica yang telah berumur lebih dari 3 tahun menghasilkan buah antara 4 - 8 kg./pohon/bulan. Buah carica yang belum matang berwarna hijau gelap sedangkan yang sudah matang berwarna kuning jingga dengan aroma yang menyengat dengan tekstur daging yang keras.
Pemanenan
Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan menggunakan gunting pangkas atau pisau tajam. Periode waktu panen, dilakukan setiap 7 - 10 hari sekali.
Penangan Pasca Panen
Seperti buah-buahan lainnya, buah Carica mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan buah ditandai dengan bau busuk menyengat, warna daging buak tidak kuning cerah dan daging buah menjadi lembek atau berair. Setelah dipetik buah Carica masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Selain tidak dapat dikonsumsi dalam bentuk buah segar, buah carica juga tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen khususnya pengolahan.
Pasca panen adalah pekerjaan yang dilakukan pada hasil produk yang baru saja dipanen. Tujuan penanganan pasca panen adalah melakukan pekerjaan meliputi pembersihan, sortasi buah, pengemasan berdasarkan ukuran dan standar mutu yang telah ditentukan, dan pengolahan.
Sortasi atau pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak jual. Sortasi juga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai dan kotoran. Pengemasan memiliki tujuan untuk memudahkan pengangkutan dan bongkar muat, penimbangan, membantu dalam perlindungan fisik baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Pengemasan untuk buah Carica segar memiliki beberapa kriteria, antara lain: 1) harus berlubang untuk memberikan sirkulasi udara; 2) kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar; dapat diangkut dengan mudah; dan 3) ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah. Jenis pengemasan yang dapat digunakan, antara lain keranjang bambu, peti kayu, dan kardus karton.
Pengolahan bertujuan untuk mengubah buah Carica segar sehingga dapat dikonsumsi, meningkatkan kualitas barang yang bersangkutan baik dalam rangka memperkuat daya tahan barang tersebut maupun dalam rangka peningkatan nilainya. Terdapat beberapa hasil olahan Carica, antara lain: jus, manisan, selai, dan minuman ringan non alkohol.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber.

http://epetani.deptan.go.id/budidaya/teknik-budidaya-tanaman-caricapepaya-gunung-di-dataran-tinggi-dieng-wonosobo-7798

No comments:

Post a Comment